MAKALAH AL-QUR’AN HADITS
KONSEP AL-TILAWAH, AL-TALIM DAN AT-TAZKIYAH
Dosen Pengampu : H. Abdul Ghofur, MA.
Disusun
oleh
Ahmad Sholahuddin 112018200016
Ika Oktavianti 112018200017
Akbar 112018200037
2A
JURUSAN KEPNDIDIKAN ISLAM/ MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012/2013
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an
adalah mukjizat terbesar dari nabi Muhammad SAW. Kita sebagai umatnya
,seharusnya senantiasa membaca
Al-Qur’an dan mengkaji makna yang
terkandung di dalamnya . karena jika kita mengkaji makna yang terkandung
didalamnya,kita akan memahami ilmu pengetahuan yang tersirat di dalam ayat
Al-Qur’an tersebut.dengan sering mengkaji makna ayat Al-Qur’an kita dilatih
untuk berpikir logis dan rasional karena Al-Qur’an menggunakkan bahasa yang
indah dan menakjubkan sehingga sangat diperlukan penafsiran yang lebih dalam
lagi agar dapat dipahami oleh umat islam.
Konsep
Al Tilawah yaitu membaca makna dari ayat ayat Allah ,mengikutinya, membenarkan
semua beritanya, melaksanakan perintahnya, menjauhi larangannya, mematuhi
seluruh tuntunannya. At- tazkiyah dalam bahasa Arab berasal dari kata zakaa-yazku-zakaa-an yang berarti suci.
Ibnu taimiah menjelaskan bahwa at tazkiyah adalah menjadikan sesuatu menjadi
suci baik zatnya maupun keyakinan dan fisiknya Allah ta’ala mensifati
orang-orang yang mensucikan jiwa itu dengan keberuntungan dan mensifati
orang-orang yang mengotorinya dengan kerugian. Al ta’lim diartikan sebagai
pengajaran atau mentransfer ilmu.karena itu sangat penting bagi kita untuk
mengetahui dan mengimplementasikan konsep al-tilawah,al-ta’lim,dan at-tazkiyah
baik ketika membaca dan mengkaji Al-Qur’an maupun dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam
proses pendidikan islam.
B.Rumusan Masalah
1. Tuliskan surat al-baqarah ayat 129 dan
151, surat al-imraan ayat 164 dan surat al jumu’ah ayat 2 beserta
terjemahannya?
2. Sebutkan kosa kata yang terkait atau
kosa kata mufradatnya dengan konsep al tilawah, al ta’lim dan at tazkiyah?
3. Jelaskan tafsir dan kandungan ayat dari
surat al-baqarah ayat 129 dan 151, surat al-imraan ayat 164 dan surat al
jumu’ah ayat 2?
4. Jelaskan hubungan konsep
al-tilawah,al-ta’lim,dan at-tazkiyah dengan pendidikan islam ?
5. Buatlah evaluasi atau soal kompetensi
dari surat al-baqarah ayat 129 dan 151, surat al-imraan ayat 164 dan surat al
jumu’ah ayat 2?
C. Tujuan Penulisan
·
Memenuhi
tugas terstruktur dari mata kuliah Qur’an Hadist
·
Mampu
membaca dan menerjemahkan arti dari surah Al-Baqarah ayat 129 dan 151,Al-Jomuah
ayat 2, dan surah Al-Imran ayat 164
·
Mampu
mengidentifikasikan kosa kata Tafsir Mufradat dari surah Al-Baqarah ayat 129
dan 151,Al-Jomuah ayat 2, dan surah Al-Imran ayat 164
·
Mengetahui
dsn Memahami tafsir dan isi kandungan dari surah Al-Baqarah ayat 129 dan
151,Al-Jomuah ayat 2, dan surah Al-Imran ayat 164
·
Mengetahui
hubungan antara konsep al- tilawah ,al-ta’ljm dan at-Tazkiyah dengan pendidikan
islam
·
Dapat
membuat evaluasi dari materi surah Al-Baqarah ayat 129 dan 151,Al-Jomuah ayat
2, dan surah Al-Imran ayat 164
BAB
II
PEMBAHASAN
Konsep
Pengajaran Al-Tilawah,Al-Ta’lim dan At-Tazkiyah
Surat Al-Baqarah ayat 129
ربنا وابعث فيهم رسولامنهم يتلواعليهمءايتك ويعلمهم
الكتب والحكمة ويزكيهم انك أنت العزيزالحكيم(129)
“ya tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan
mereka,yang akan membacakan kepada mereka ayat ayat Engkau,dan mengajarkan
kepada mereka Al-Kitab (Al-Quran) dan Al-Hikmah ( As-Sunnah ) serta mensucikan
mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang maha kuasa lagi maha bijaksana.”
Abu ja’far
mengatakan : inilah doa ibrahim dan ismail khusus terhadap nabi
Muhammad S.A.W, dakwah yang seperti disabdakan Nabi S.A.W : “aku adalah do’a
Ayahku, Ibrahim dan, kabar gembira yang dibawa kedatangan, Isa A.S
Sebagai mana yang telah
disabdakan oleh Nabi Muhammad S.A.W
إني عبدالله فى أم الكتاب خاتم النبيين,وإن أدم لمنجدل
في طينته,وسوف أنبئكم بتأويل ذلك:أنادعوة أبي إبراهيم وبشارة عيسى قومه,ورؤياأمي
“sesungguhnya aku adalah hamba Allah
( yang tercantum) didalam ummul kitab ( Al-Quran ) dan merupakan penutup para
nabi, sementara Adam masih terwujud dalam tanah, dan aku akan beritahukan
kepada kalian mengenai penakwilan itu: aku adalah dakwah ayahku , Ibrahim, dan
berita gembira yang dibawa oleh Isa A.S terhadap kaumnya, serta mimpi ( yang
dialami oleh ) ibuku.” (hadits)
penakwilan firman Allah : ويعلمهم الكتب والحكمة
Abu
ja’far mengatakan : Artinya
Al-Quran dan hadits.beberapa ahli tafsir berpendapat mngenai makna الحكمة dengan makna
pengetahuan dan pemahaman tentang agama.
penakwilan firman Allah
: ويزكيهم
menurut
Abu ja’far makna التزكية adalah penyucian,dan
makna الزًّكَاة
adalah penumbuhan dan peningkatan.sedangkan makna firman Allah ويزكيهم adalah Allah membersihkan (menyucikan)
dari sifat syirik dan dari menyembah berhala,meningkatkan dan menambah ketaatan
kepada Allah.
Dalam kitab tafsir Al-Jawahir diterangkan bahwa ويزكيهم dimaknai dengan membersihkan dari syirikيطهرهم من الشرك[1] dalam keterangan lain dalam tafsir ibnu kasir
diartikan dengan يعنى طاعة الله والإخلاص[2]
taat kepada Allah dan ikhlas
penakwilan firman Allah
: إنك أنت العزيزالحكيم
menurut Abu ja’far arti
firman Alllah diatas “sesungguhnya Engkau, wahai Tuhanku! Dzat yang Maha agung
dan Maha Kuasa, yang mampu mewujudkan segala yang dikehendaki-Nya, tidak
terdapat cela dan cacat,maka berilah kepada kami segala yang bermanfaat dan
bagi keturunan kami, dan itu tidak akan mengurangi keagungan-Mu dan
pembendaharaan-Mu.
Surat Al-Baqarah ayat 151
كماآرسلنافيكم رسولامنكم يتلواعليكمءايتناويزكيكم
ويعلمكم الكتب والحكمة ويعلمكم مالم تعلمون( 151)
“Sebagaimana ( Kami
telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasul
diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu
dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah,serta mengajarkan kepada kamu
apa yang belum kamu ketahui.(Qs Al-Baqarah 151)
Penakwilan firman Allah
: كماآرسلنافيكم رسولامنكم
Imam tantawi al-jawahari mengatakan yaitu Muhammad [3]
penakwilan
firman Allah : ويزكيكم
mensucikannya[4] dalam ayat sebelumnya juga
dikatakan demikian.
penakwilan
firman Allah : ويعلمكم الكتب
mengajarkan kitab Al-Qur’an[5]
penakwilan
firman Allah : والحكمة
dalam kitab tafsir
Al-jawahir dikatakan ما فيه من الآحكام beberapa hukum.
Surat Al-Baqarah ayat 151
تكونومالمويعلمكموالحكمةالكتب ويعلمكمكيكمايتناويز اعليكميتلومنكمسولارفيكمسلنااركما
ناتعلمو
Surat Al-Imraan ayat 164
لَقَدْمَنَّ
اللهُ عَلَى اْلمُؤْمِنِيْنَ اِذَبَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًامِّنْ اَنْفُثِهِمْ يَتْلُوْا
عَلَيْهِمْءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ اْلكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلَلٍ مُّبِيْنٍ
Artinya
: “sungguh Allah telah maemberi karunia
kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang
rasul daari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada ,mereka ayat-ayat
Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-kitab dan
Al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan nabi) itu, mereka adalah
benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Qs.Al-imran [3]: 164)
B.
Tafsir Kosa Kata /Mufradat
Surat
Al-Imraan ayat 164
وَيُزَكِّيْهِمْ(membersihkan
[ jiwa] mereka) yakni: membersihkan mereka dari noda-noda kekufuran. Kalimat
ini di ‘athaf kan kepada kalimat
pertama, dan keduanya pada posisi nashab
sebagai haal ( menerangkan kondisi),
ataun sabagai sifat untuk kata رَسُوْلًا.
Demikian juga kalimat: وَيُعَلِّمُهُمُ اْلكِتَابَ
(dan mengajarka kepada mereka al kitab). Yang dimaksud dengan al kitab disini
adalah alquran, dan yang dimaksud dengan al hikmah adalah as sunnah, penafsiran telah dikemukaan didalam surat al baqoroh. وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ (dan sesungguhnya
sebelum[kedatangan nabi] itu, mereka adalah), yakni: sebelum Nabi Muhammad SAW,
atau sebelum diutusnya beliau.
لَفِيْ
ضَلَلٍ مُّبِيْنٍ (benar-benar dalam kesesatan yang nyata)
yakni:nyata dan tidak diragukan lagi. Huruf lam
disini berfungsi untuk membedakan antara اِنْ
yang diringankan dengan penafian, jadi ini termasuk khabar اِنْ yang diringankan,
bukan penafian. Ismnya adalah dhomirnya kondisi,yakni: walaupun
kondisinya. Ada juga yang mengatakan bahwa ini penafian, dan laamnya bermaknaالاyakni: dan tidaklah kondisi mereka sebelumnya kecuali dalam
kesesatan yang nyata. Demikian yang dikatan oleh ulama kuffah. Kalimat ini
berdasarkan kedua perkiraan tadi pada posisi nashab sebagai haal
( menerangkan kondisi).
C. Tafsir Ayat atau Isi Kandungan
Surat
Al-Imraan ayat 164
Dalam sistem penciptaan ilahi segalanya
tercipta berdasarkan dan rahmat Allah.Sementara hidayah merupakan
nikmat yang diterima oleh manusia secara khusus dari Tuhan. Secara mendasar
penciptaan manusia tanpa hidayah-Nya akan menyebabkan potensi
menjadi sia-sia dan pemikiran dan perilaku manusia akan
menyimpang. Dewasa ini kita menyaksikan mereka yang tidak
memperhatikan hidayat ilahi ini melalui akal,khususnya wahyu,membuat
ilmu dan pengetahuan mereka menjadi kontra produktif dari apa yang
dicita-citakan sebelumnya. Ilmu pengetahuan yang seharusnya menciptakan
kedamaian, ternyata menjadi kekerasan yang berujung pada kecemasan.
Allah Swt menugaskan
para nabi untuk membersihkan masyarakat manusia dari segala bentuk
kekotoran dan mewujudkan fondasi kesempurnaan. Para nabi ini tugasnya
menjelaskan kalam ilahi kepada masyarakat dan ungkapan-ungkapan bijak. Mereka
diperintahkan Allah untuk membimbing akal dan fitrah manusia guna
menyelamatkannya dari kebinasaan dan penyimpangan.
Dari
ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat
dipetik:
1.Pengutusan para
nabi adalah hadiah terbesar Allah kepada
manusia dan hendaknya kita mensyukuri nikmat ini.
2.Penyucian
diri lebih utama dari belajar. Ilmu akan bermanfaat bila
sumbernya suci.
3.Penyucian
jiwa haruslah di bawah bimbingan para nabi
dan wahyu agar tidak mengarah pada penyimpangan.
Surat Al- Jumu’ah ayat 2
هُوَالَّذِى بَعَثَ فِى اُلامِيِّيِّنَ
رَسُوْلًامِّنْهُمْ يَتْلُوْاعَلَيْهِمْءَايآَتِهِ وَيُزَكِّيْهِمْ
وَيُعَلِّمُهُمُ اْلكِتَابَ وَاْلحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوْامِنْ قَبْلُ لَفِى
ضَلاَلٍ مُّبِيْنٍ (2)
Artinya :“Dialah yang mengutus
kepada kaum yang buta huruf seorang rosul diantara mereka, yang membaca
ayat-ayat-nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan
hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata”. (Qs. Al-Jumu’ah [62]: 2)
Takwilfirman
Allah هُوَالَّذِى
بَعَثَ فِى اُلامِيِّيِّنَ رَسُوْلًامِّنْهُمْ يَتْلُوْاعَلَيْهِمْءَايآَتِهِ
وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ اْلكِتَابَ وَاْلحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوْامِنْ قَبْلُ
لَفِى ضَلاَلٍ مُّبِيْنٍ (2)
(Dialah yang
mengutuskepada kaum yang buta huruf seorang rosul diantara mereka, yang membaca
ayat-ayat-nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan
hikmah (As-Sunnah).Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata).
Maksud ayat di atas
adalah, allahlah yang mengutus seorang rasul bagi kalangan ummi (buta huruf)
dari kalangan mereka sendiri.
Lafazh هو “Dia” dalam ayat ini
adalah kinayahdari nama Allah
sendiri. Alummiyun adalah bangsa
arab. Pada keterangan yang telah lalu, kami telah menjelaskan alasan mereka
dinamakan ummi.
Pendapat para ahli tafsir tentang ummi antara lain :
Ø Ibnu basysyar menceritakan kepada kami,
dia berkata : Abu ashim menceritakan kepada kami, dia berkata: Sufyan
menceritakan kepada kami dari Al-Laits, dariMujahid, dia berkata : ayatهُوَالَّذِى بَعَثَ فِى اُلامِيِّيِّنَ
رَسُوْلًامِّنْهُمْ يَتْلُوْاعَلَيْهِمْءَايآَتِهِ ”dialah yang mengutus kepada kaum yang buta
huruf seorang rasul di antara mereka,yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada
mereka, “maksudnya adalah orang arab.[6]
Ø Yunus menceritakan kepadaku, dia
berkata; IbnuWahb menggambarkan kepada kami, diaberkata: Aku mendengar
Sufyandari Mujahid, dia berkata (tentangayat)هُوَالَّذِى بَعَثَ فِى اُلامِيِّيِّنَ
رَسُوْلًامِّنْهُمْ يَتْلُوْاعَلَيْهِمْءَايآَتِهِ”dialah
yang mengutuskepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka,” bahwa maksudnya adalah orang-orang
Arab.[7]
Ø Bisyr menceritakan kepada kami, dia
berkata: Yuzid menceritakan kepada kami: Sa’id menceritakan kepada kami dari
Qatadah, tentang ayat,
هُوَالَّذِى بَعَثَ فِى اُلامِيِّيِّنَ رَسُوْلاًمِنْهُمْ
يَتْلُوْاعَلَيْهِمْءَايآَتِهِ”dialah yang mengutus kepada kaum yang buta
huruf seorang rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada
mereka,” dia berkata, “adalah perkampungan dari suku bangsa arab ini umat yang
buta huruf. Tidak ada kitab yang mereka baca (sebagai pegangan). Lalu Allah
mengutus Muhammad SAW sebagai kasih sayang dan petunjuk agar mereka mendapat
petunjuk.”[8]
Ø Ibnu Abdil A’la menceritakan kepada
kami, dia berkata: Ibnu ats-Tsaur menceritakan kepada kami dari Ma’mar, dari
Qatadah, tentang ayat. هُوَالَّذِى بَعَثَ فِى اُلامِيِّيِّنَ رَسُوْلًامِّنْهُمْ”Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul
di antara mereka, “ dia berkata, “Umat ini adalah umat yang ummi 9buta huruf),
tidak punya kitab yang biasa mereka baca (dijadikan pegangan).”[9]
Ø Yunus menceritakan kepada ku, dia
berkata: Ibnu Wahb menggambarkan kepada kami, dia berkata: Ibnu zaid berkata
tentang firman Allah,
هُوَالَّذِى بَعَثَ فِى اُلامِيِّيِّنَ رَسُوْلًامِّنْهُمْ”dialah
yang mengutus kepada kaum buta huruf seorang rasul di antara mereka, ‘ dia
berkata, “Umat muhammad dinamakan ummi karna tidak ada kitab yang diturunkan
kepada mereka.[10]
Firman-Nya, رَسُوْلًامِّنْهُمْ “rasul di antara mereka,” maksudnya adalah
dari kalangan ummi. Dikatakan dari mereka karena Muhammad SAW memang ummi, dan
dia dari bangsa Arab.
Firman-Nya, وَيُزَكِّيْهِمْ”Menyucikan mereka” artinya adalah
membersihkan mereka dari noda noda kekafiran.
Firman-Nya, وَيُعَلِّمُهُمُ اْلكِتَابَ”Dan mengajarkan mereka kitab,” maksudnya
adalah mengajarkan Al Kitab kepada mereka berupa perinyah dan larangan dari
Allah, serta syariat-syariat agama.
Firman-nya, وَاْلحِكْمَةَ”Dan
hikmah(As-Sunah).” Hikmah di sini adalah sunah
Ø Bisyr menceritakan kepada kami, dia
berkata: Yazid menceritakan kepada kami, dia berkata: Sa’id menceritakan kepada
kami dari Qatadah, tentang ayat, وَيُعَلِّمُهُمُ اْلكِتَابَ وَاْلحِكْمَةَ “Dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As-Sunnah).” Dia berkata, ‘Maksudnya adalah
Sunnah.”[11]
Ø Yunus menceritakan kepada kami, dia
berkata: Ibnu Wahb menggambarkan kepada kami, dia berkata : Ibnu Zaid berkata
tentang ayat, وَيُزَكِّيْهِمْ
وَيُعَلِّمُهُمُ اْلكِتَابَ وَاْلحِكْمَةَ”
Mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (as-Sunnah).” Ia
berkata, “Maksudnya adalah, dia mengajarkan Kitab dan Hikmah. Sebagaimana
menyucikan mereka dengan Kitab dan amalan-amalan shalih, dia juga mengajarkan
hikmah sebagaimana dialakukan oleh orang-orang terdahulu.”[12]
Dia lalu membacakan firman Allah yang
artinya; “Orang-orang yang terdahulu lagi
yang pertama-tama (masuk islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,” (Qs. At-Taubah [9]: 100)
Dia berkata, “Maksudnya adalah dari kalangan umat Islam yang yang tersisa
sampai Hari Kiamat. Allah menjadikan ada pendahulu bagi mereka.” Dia lalu
membaca ayat, yang artinya; “Dan
orang-orang yang beriman paling dahulu, mereka itulah yang didekatkan kepada
allah. Berada dalam surga kenikmatan.Segolongan besar dari orang-orang yang
kemudian.”Dia berkata, “maksudnya adalah mayoritas dari kalangan paling
dahulu (masuk surga) adalah mereka generasi pertama, dan sedikit dari kalangan
akhir yang masuk surga terlebih dahulu.
Dia lalu membaca, ayat yang artinya, “Dan golongan kanan, alangkah bahagianya
golongan kanan itu.”(Qs. Al Waaqi’ah[56]: 39-40). Dia lalu berkata,
“Orang-orang yang pertama kali masuk surga banyak dari kalangan generasi
pertama dan sedikit dari kalangan generasi terakhir.” Dia kemudian membaca,
ayat yang artinya, “Dan orang-orang yang
datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, ‘Ya rabb kami, beri ampunlah kami...’.”(Qs.
Al Hasyr [59]: 10). Dia berkata, “Itu adalah orang-orang Islam sampai tiba Hari
Kiamat.”
Firman-Nya,_ لَفِى ضَلاَلٍ مُّبِيْنٍ “Meski
mereka sebelumnya berada dalam kesesatan yang nyata,” maksudnya adalah,
orang-orang ummi itu sebelumnya berada dalam ketimpangan jalan sebelum
diutusnya Rasul kepada mereka.
Lafazh
مُّبِيْنٍ “yang
nyata” artinya adalah, meluruskan dari ketimpangan dan kesesatan, menuju
kebenaran dan petunjuk,
:“Dialah yang mengutus
kepada kaum yang buta huruf seorang rosul diantara mereka, yang membaca
ayat-ayat-nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan
hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata”
Tafsir Ayat atau Isi
Kandungan
Pada ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT telah
mengutus seorang rosul yaitu Muhammad SAW kepada bangsa arab yang pada saat itu
belum bisa membaca dan menulis. Dan sesungguhnya Muhammad adalah termasuk dari
golongan mereka. Yang tugasnya :
a.
Membacakan ayat-ayat Al-quran yang didalamnya
terdapat bimbingan dan petunjuk untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat.
b.
Membersihkan mereka dari akidah yang menyesatkan,
dosa kemusyrikan, sifat-sifat jahiliyah yang biadab sehingga mereka itu
berakidah tauhid Esa-kan Allah SWT, dan tidak tunduk kepada pemimpin-pemimpin
yang menyesatkan dan tidak lagi percaya kepada sesembahan mereka seperti batu,
pohon, dan sebagainya.
c.
Mengajarkan kepada mereka syariat agma berserta
hukum-hukum serta hikmah yang terkandung didalamnya.
Disebutkan
secara khusus bangsa arab yang buta huruf itu, tidak berrti bahwa ke rosulan
nabi Muhammad itu terbatas kepada bangsa arab saja, tetapi kerosulan nabi
Muhammad itu umum meliputi semua mahluk terutama jin dan manusia. Sebagai mana
firman Allah S.W.T : وماأرسلناك
إلارحمةللعالمين Artinya : dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk
menjadi rahmat bagi semesta alam.(Qs. Al-Anbiya: 107) dan firman-Nya قل يا
أيهاالناس إني رسولاالله إليكم artinya :
“hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua”(Qs
Al-A’raf:158) Ayat kedua ini, diakhiri dengan ungkapan bahwa orang arab itu,
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.merka itu pada umumnya
menganut yang berpegang teguh kepada agama samawy yaitu agama nabi Ibrahim A.S
lalu merka merubah dan menukar akidah tauhid dengan syirik, keyakinan mereka
ddengan keraguan mengadakan sesembahan selain kepada Allah S.W.T
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa
Pengutusan para nabi adalah hadiah
terbesar Allah kepada manusia dan hendaknya
kita mensyukuri nikmat ini.Karena dengan diutusnya nabi muhammad kepada kaum
yang buta huruf kita dapat membaca dan menafsirkan ayat ayat Al-Qur’an. dalam
islam Penyucian diri lebih utama dari belajar karena Ilmu akan bermanfaat bila
sumbernya suci .Oleh karena itu, kita harus mensucikan diri kita terlebih
dahulu dari syirik dan kufur agar ilmu yang kita peroleh
dapat bermanfaat dan tidak mudah hilang dari otak kita. Penyucian jiwa haruslah di
bawah bimbingan para nabi dan wahyu agar tidak
mengarah pada penyimpangan. Kita
juga harus bertilawah dengan membacakan ayat-ayat Al-quran karena didalamnya
terdapat bimbingan dan petunjuk untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat
dan terdapat ilmu pengetahuan yang
sangat berguna bagi kita umat islam jika kita mau mengkajinya lebih dalam.
Kita harus Membersihkan jiwa kita
dari akidah yang menyesatkan, dosa kemusyrikan, sifat-sifat jahiliyah yang
biadab sehingga kita senantiasa berakidah tauhid yaitu mengEsa-kan Allah SWT,
dan tidak tunduk kepada pemimpin-pemimpin yang menyesatkan dan tidak lagi
percaya kepada sesembahan mereka seperti batu, pohon, dan sebagainya.Kita juga
harus mengajarkan kepada orang lain tentang ilmu yamg kita tahu dalam Al-Qur’an
agar pemahaman mereka tidak menyimpang dari ajaran islam .
Uji
Kompetensi
1. Dalam surat al-imran ayat 164 terdapat
kata وَيُزَكِّيْهِمْ
apa yang dimaksudkan kata tersebut ?
a. mendiskusikan c. mengajarkan
b. membacakan d.mensucikan
e. menafsirkan
2. لَقَدْمَنَّ اللهُ عَلَى
اْلمُؤْمِنِيْنَ اِذَبَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًامِّنْ اَنْفُثِهِمْ يَتْلُوْا
عَلَيْهِمْءَايَاتِهِ ..... وَيُعَلِّمُهُمُ اْلكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ
لَفِيْ ضَلَلٍ مُّبِيْنٍ
a. وَالْحِكْمَةَ c. وَيُزَكِّيْهِمْ
b. وَيُعَلِّمُهُم d. لَفِى ضَلاَلٍ مُّبِيْنٍ
e. اِذَبَعَثَ
3. Lafadz الْحِكْمَةَ diartikan dengan sunah rasul,tapi sebagian ulama mengartikan .
. . .
a.ilmu
kebatinan c.
Pengetahuan Ilmu agama
b.
ilmu kesesatan d.
Ilmu psikologi
e.
ilmu fiqih
4. Lafadz مُّبِيْنٍ memiliki arti . . . . . . . . . . .
a.yang
nyata c.
Yang agung
b.
yang bijaksana d.
Yang maha adil
e.
yang maha mengetahui
5. . وَيُعَلِّمُهُمُ اْلكِتَابَ وَاْلحِكْمَةَ dalam surah al-baqarah ayat 129 menurut penafsiran Abu Jafar mengandung
arti ...
a As-Sunnah c.Pengetahuan dan
Pendidikan
b.Al-Qur’an dan Al-Hadist d.Kitab dan Hikmah
e. Pembelajaran dan Pengajaran
6. يَتْلُوْاعَلَيْهِمْءَايآَتِهِ terjemahan dari potongan surat Al-Imran ayat 164 tersebut
adalah ....
a.
Benar–benar dalam kesesatan yang nyata
b. Menyucikan mereka
c.
Mengajarkan kepada mereka Al-Kitab d. Membersihkan (jiwa) mereka
e.
Membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah
7.
Umat Nabi Muhammad dinamakan ummi karena ...
a.Nabi Muhammad merupakan
nabi terakhir d.agama islam adalah agama yang benar
b.tidak ada kitab yang diturunkan
kepada mereka e.Nabi Muhammad adalah
orang arab
c.tidak ada Nabi lagi setelah nabi
Muhammad
8. Menurut pendapat Ibnu basysyar kaum
yang buta huruf dalam surah al-jumuah ayat yaitu ...
a.Orang-orang islam c. Orang-orang arab
b,Orang-orang persia d. Orang-orang Quraish
e.Orang-orang Yahudi
9. Dalam penakwilan firman Allah menurut
Imam tantawi al-jawahari كماآرسلنافيكم
رسولامنك maksudnya adalah ...
a.Nabi Ibrahim c. Nabi Nuh
b.Nabi Adam d. Nabi
Muhammad SAW
e.
Nabi Isa
10. العزيزالحكيم terjemahan dari potongan ayat tersebut adalah...
a.
Maha Pengasih dan Penyayang c. Maha
Kaya
b.
Maha berkehendak
d. Maha Adil
e.Maha Kuasa dan Maha Bijaksana
DAFTAR PUSTAKA
Syakir syaikh,Ahmad Muhammad.Tafsir Ath-Thabari Surah
Al-Baqarah.pustaka azzam.jakarta:.2007
asy syaukani,imam. Tafsir fathul Qadir Surah
Al-Imron. Pustaka azzam. Jakarta:2008
Syakir Muhamad, Syaik Ahmad. Tafsir Ath- Thabari
Surah Al-Jumuah. Pustaka Azzam. Jakarta:2007
Tafsir surah
Al-Jumuah.http://user6.nofeehost.com/alquranonline/alquran-tafsir.asp?suratke:62.tgl
2-04-2013 jam 10:10
Tafsir Al-Quran, Surat Ali
Imran Ayat 164-168 - Al-Quran - indonesian
indonesian.irib.ir/al-quran/-/asset_publisher/.../5122408
tgl 29 maret 2013 pukul 21.00
[1]
التفسير
الجواهر140
[2]
التفسير إبن كاثر 254
[6]IbnuAbihatim
dalam tafsirnya (10/3355), namun kami belum menemukannya dalam tafsir Mujahid.
Serta Ibnu Al Jauzi dalam Zad Al Masir (8/257)
[7]
Ibid
[8]
Al Mawardi dalam An-Nukat wa Al ‘Uyun (6/5).
[9]Abdurrazzaq
dalam tafsirnya (3/309).
[10] Al Mawardi dalam An-nukat wa Al ‘Uyun (6/5).
[11]
Al Qurthubi dalam Al Jami’li Ahkam Al Qur’an (2/131) dan Al Mawardi dalam
An-Nukat wa Al ‘Uyun (6/6) dari Al Hasan.
[12]
Al Qurthubi menyebutkan dengan redaksi yang mirip dalam Al Jami’li Ahkam Al
Qur’an(2/131).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar